Selasa, 26 Maret 2013

Berburu Koin


Minggu ini telah memasuki minggu akhir dari bulan maret, berisikan dengan tiga puluh satu hari berikut dengan tanggal-nya dalam kalender masehi, full untuk hitungan bulan. Akhir bulan, itulah kata-kata yang sangat identik dan melekat unruk penyebutan minggu akhir, untuk setiap bulan dan tidak hanya bulan maret ini saja.
Senyum mahasiswa rantau sepertiku memang terasa renyah ketika tanggal menunjuk pada angka satu setiap bulannya, mungkin bukan untukku saja, tapi kebanyakan mahasiswa rantau yang jauh dari rumah dan kampung halaman. Awal bulan sangatlah identik dana segar yang baru didapatkan baik secara mandiri maupun kiriman, dan bertepatan dengan hal tersebut, dapat kau bayangkan, semua terasa mudah dalam kehidupan sebagai mahasiswa, “ambooyyy”.
Kebutuhan sehari-hari akan terasa ringan dan mudah dijalani, kau dapat berpergian kemana saja, refreshing ditempat mana saja dan mungkin dengan sedikit makan “bergizi”.
Namun hal itu mungkin tidak bertahan lama, memasuki minggu kedua, formasi keuangan akan berubah drastis, sangat-sangat cepat. Finansial yang tidak diatur dari awal akan menghadirkan ancaman pada pertengahan bulan, kira-kira sekitar minggu kedua dan ketiga, dan akan semakin parah pada minggu terkhir, akhir bulan.
Daya kreatifitas mahasiswa akan meningkat ketika memasuki tahap-tahap akhir ini, tak terkecuali diriku sendiri. Kebutuhan yang sangat mendadak akan semakin memperparah suasana hati dan roda hidup mahasiswa. Belum lagi ketika keadaan mahasiswa yang masih terlibat dalam suatu hubungan, jomblo saja bingung, apalagi yang sedang dalam hubungan asmara, “ampun... tak bisa kubayangkan”.
Kreatifitas di akhir bulan dapat dibilang unik menurut pendapatku, hal ini sesuai dengan pengalaman dan mungkin akan terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Salah satu faktor penentunya adalah uang logam dari segala harga, mulai dari seratus, lima ratus hingga seribu rupiah.
Ya, koin-koin ini-lah yang menumbuhkan kreatifitas mahasiswa dalam memburu, “hunting coin” istilahnya dan koin-koin tersebut-lah yang akan menjadi penyelamat mahasiswa diakhir bulan, setidaknya, dan kau tahu dimana mendapatkannya? Ada banyak tempat untuk mengetahui keberadaan koin-koin tersebut, ia bisa berada di sudut ruangan, di dalam laci meja, di tempat yang tak tersentuh oleh sapu sebelumnya, di kantong yang lama tak terjamah dan lain sebagainya. Intinya, ada dimana saja dalam ruangan kamar selama anda mau mencari.
Hahaha, ini merupakan kejadian langaka yang sangat sayang jika ku lewatkan. Entah berapa kali hidupku diselamatkan oleh koin-koin yang awalnya tak terhiraukan dan berceceran di berbagai tempat. Bukan karena tidak peduli, tapi mungkin lebih kepada feeling mahasiswa yang mengatakan “kau akan kubutuhkan suatu saat”.
Kurasa itu terbukti dan cukup membantu, pencarian koin yang semakin dicari semakin menumpuk, mampu merubah alur “cerita akhir bulan” meskipun sedikit dan tidak sepenuhnya. Mungkin, dengan koin yang didapat pada hari pertama, dapat digunakan untuk membeli gorarengan di siang hari, tidak banyak, tapi cukuplah untuk menutupi kekosongan perut. J
Begitu seterusnya, dan jika beruntung, siapa tahu ada beberapa lembar uang kertas yang mungkin lupa dibelanjakan akan ditemui, kadang-kadang.
Tapi, tentu tidak selamanya aku, maupun kita semua ingin seperti itu di setiap penghujung bulan. Tentu ada banyak cara dalam menyikapi keadaan finansial ukuran mahasisawa. Mulai dari berhemat, mengatur pengeluaran, tidak terlalau bernafsu dalam memburu keinginan-keingina yang tidak perlu, dan lain sebagainya yang kebanyakan dari kita semua tahu apa yang dibutuhkan dan yang diperlukan dalam mengatur keuangan bulanan.
Ya, bapakku pernah mengatakan; "kau yang tahu kebutuhanmu, maka kau yang harus mengerti cara mengatur keuanganmu, pergunakanlah sebaik-baiknya". Aku mngamini saran dan nasihat tersebut, karena berada ditempat yang jauh dari keluarga merupakan suatu tantangan tersendiri yang harus disikapi dengan bijak, bagaimana mengatur pola hidup, membelanjakan uang yang ada dengan bijak dan cermat serta masih banyak lagi persoalan sehari-hari yang terkadang dianggap sepele tapi berpengaruh besar dalam menjalani kehidupan di perantauan sebagai seorang penuntut ilmu.
Saat ini adalah pembelajaran bagiku maupun bagi kita semua, untuk dapat mengatur keuangan dalam skala kecil, suatu saat nanati akan ada skala besar yang mau tidak mau kita harus mampu mengaturnya. Salam.

Jogja, 25 Maret 2013.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar