Minggu
ini telah memasuki minggu akhir dari bulan maret, berisikan dengan
tiga puluh satu hari berikut dengan tanggal-nya dalam kalender
masehi, full
untuk hitungan bulan. Akhir bulan, itulah kata-kata yang sangat
identik dan melekat unruk penyebutan minggu
akhir,
untuk setiap bulan dan tidak hanya bulan maret ini saja.
Senyum
mahasiswa rantau sepertiku memang terasa renyah ketika tanggal
menunjuk pada angka satu setiap bulannya, mungkin bukan untukku saja,
tapi kebanyakan mahasiswa rantau yang jauh dari rumah dan kampung
halaman. Awal bulan sangatlah identik dana segar yang baru didapatkan
baik secara mandiri maupun kiriman,
dan bertepatan dengan hal tersebut, dapat kau bayangkan, semua terasa
mudah dalam kehidupan sebagai mahasiswa, “ambooyyy”.
Kebutuhan
sehari-hari akan terasa ringan dan mudah dijalani, kau dapat
berpergian kemana saja, refreshing
ditempat mana saja dan mungkin dengan sedikit makan “bergizi”.
Namun
hal itu mungkin tidak bertahan lama, memasuki minggu kedua, formasi
keuangan akan berubah drastis, sangat-sangat cepat. Finansial yang
tidak diatur dari awal akan menghadirkan ancaman pada pertengahan
bulan, kira-kira sekitar minggu kedua dan ketiga, dan akan semakin
parah pada minggu terkhir, akhir
bulan.
Daya
kreatifitas mahasiswa akan meningkat ketika memasuki tahap-tahap
akhir ini, tak terkecuali diriku sendiri. Kebutuhan yang sangat
mendadak akan semakin memperparah suasana hati dan roda hidup
mahasiswa. Belum lagi ketika keadaan mahasiswa yang masih terlibat
dalam suatu hubungan, jomblo
saja bingung, apalagi yang sedang dalam hubungan asmara, “ampun...
tak bisa kubayangkan”.
Kreatifitas di akhir
bulan dapat dibilang unik menurut pendapatku, hal ini sesuai dengan
pengalaman dan mungkin akan terjadi pada siapa saja, kapan saja dan
dimana saja. Salah satu faktor penentunya adalah uang logam dari
segala harga, mulai dari seratus, lima ratus hingga seribu rupiah.
Ya,
koin-koin ini-lah yang menumbuhkan kreatifitas mahasiswa dalam
memburu, “hunting
coin”
istilahnya dan koin-koin tersebut-lah yang akan menjadi penyelamat
mahasiswa diakhir bulan, setidaknya,
dan kau tahu dimana mendapatkannya? Ada banyak tempat untuk
mengetahui keberadaan koin-koin tersebut, ia bisa berada di sudut
ruangan, di dalam laci meja, di tempat yang tak tersentuh oleh sapu
sebelumnya, di kantong yang lama tak terjamah dan lain sebagainya.
Intinya, ada dimana saja dalam ruangan kamar selama anda mau mencari.
Hahaha,
ini merupakan kejadian langaka yang sangat sayang jika ku lewatkan.
Entah berapa kali hidupku diselamatkan oleh koin-koin yang awalnya
tak terhiraukan dan berceceran di berbagai tempat. Bukan karena tidak
peduli, tapi mungkin lebih kepada feeling
mahasiswa yang mengatakan “kau akan kubutuhkan suatu saat”.
Kurasa
itu terbukti dan cukup membantu, pencarian koin yang semakin dicari
semakin menumpuk, mampu merubah alur “cerita
akhir bulan” meskipun
sedikit dan tidak sepenuhnya. Mungkin, dengan koin yang didapat pada
hari pertama, dapat digunakan untuk membeli gorarengan
di siang hari, tidak banyak, tapi cukuplah untuk menutupi kekosongan
perut. J
Begitu
seterusnya, dan jika beruntung, siapa tahu ada beberapa lembar uang
kertas yang mungkin lupa dibelanjakan akan ditemui, kadang-kadang.
Tapi,
tentu tidak selamanya aku, maupun kita semua ingin seperti itu di
setiap penghujung bulan. Tentu ada banyak cara dalam menyikapi
keadaan finansial ukuran
mahasisawa. Mulai dari berhemat, mengatur pengeluaran, tidak terlalau
bernafsu dalam memburu keinginan-keingina yang tidak perlu, dan lain
sebagainya yang kebanyakan dari kita semua tahu apa yang dibutuhkan
dan yang diperlukan dalam mengatur keuangan bulanan.
Ya, bapakku pernah
mengatakan; "kau yang tahu kebutuhanmu, maka kau yang harus
mengerti cara mengatur keuanganmu, pergunakanlah sebaik-baiknya".
Aku mngamini saran dan nasihat tersebut, karena berada ditempat yang
jauh dari keluarga merupakan suatu tantangan tersendiri yang harus
disikapi dengan bijak, bagaimana mengatur pola hidup, membelanjakan
uang yang ada dengan bijak dan cermat serta masih banyak lagi
persoalan sehari-hari yang terkadang dianggap sepele tapi berpengaruh
besar dalam menjalani kehidupan di perantauan sebagai seorang
penuntut ilmu.
Saat ini adalah
pembelajaran bagiku maupun bagi kita semua, untuk dapat mengatur
keuangan dalam skala kecil, suatu saat nanati akan ada skala besar
yang mau tidak mau kita harus mampu mengaturnya. Salam.
Jogja, 25 Maret
2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar