Hari ini hari sabtu. Memulai aktifitas yang sedikit longgar di
akhir-akhir semester memang bikin stres. Tak ayal, banyak saraf-saraf yang aku
rasakan semakin kendor dimakan oleh ruangan empat kali empat alias kos-ku
sendiri.
Jadwal akhir pekan memang tidak padat-padat banget, melihat
matahari yang semakin meninggi, aku paksa mengayuh sepeda motorku ke bengkel,
ingin kuservis rencananya. Servis motor meupakan kegiatan rutin yang memang
diharuskan, itu merupakan wujud perhatian dari pengguna kepada sang kuda
besi agar ia selalu terawat dan tampil baik ketika dikendarai.
Pernah suatu ketika, temanku sudah tiga bulan tidak menyervis
motornya, olinya habis karena tidak diganti, mesinnya-pun banyak yang rusak,
dan akhirnya dibongkar dan diganti habis-habisan, dan itu memakan biaya yang
tidak sedikit. Masalah mesin memang luar biasa beratnya, bukan hanya dari awal pembelian,
tapi perawatan-nya juga yang harus
teratur.
Aku-pun pergi ke bengkel langganan. Jaraknya hanya beberapa puluh
meter dari kampus tempat aku duduk beberapa tahun ini. Sesampainya
disana, cukup lengang, mungkin karena hari sabtu, hari yang tidak terlalu padat
dan banyak orang tidak ingin kemana-mana pada hari ini.
Bengkel ini pada hari-hari biasa sangatlah ramai, maklum, karena
lokasinya yang strategis, juga karena ongkosnya murah dan terjangkau bagi
kalangan mahasiswa. Setalah memberhentikan motor, akupun beranjak ke bangku
pojok, soalnya ketika aku tiba, para montir sudah memperbaiki beberapa
motor pelanggan. Jadilah aku harus antri terlebih dahulu.
Antri merupakan kebiasaan baik, sangat baik untuk terapi kesabaran.
Di Indonesia, budaya ini memang sudah seharusnya melekat pada setiap pribadi
rakyatnya. Namun, aku-pun masih sering merasa, bahwa aku bukanlah sosok
pengantri yang baik, itu keluhku, dan dari sini aku mencoba untuk bisa menjadi
warga negara yang baik.
Obat yang baik untuk mengantri adalah bacaan, apapun itu, dari
koran, majalah dan lain sebagainya. Oleh karean itu, sangatlah bijak jika suatu
tempat yang berkaitan dengan pelayanan yang menyangkut masyarakat banyak,
haruslah menyediakan bahan bacaan yang dapat membuat para pengguna layanan
tidak jenuh dalam menunggu gilirannya tiba.
Salah satu efek positif dari hal tersebut adalah untuk membudayakan
kegemaran membaca pada tiap orang, atau paling tidak dapat menambah pengetahuan
tentang info-info atau isu-isu yang beredar pada saat ini, dan itu merupakan
salah satu poin penting untuk memajukan masyarakat terhadap apa yang berkembang
pada setiap kejadian atau peristiwa yang ada pada saat itu.
Beruntungnya aku, ketika itu telah tersedia sebuah koran yang
tergeletak dan siap untuk dibaca, bagiku ini merupakan servis lebih dari
bengkel terhadap pelanggannya. Ya, daripada mengotak-atik yang tidak perlu dan
melihat-lihat dengan pandanag kosong, tentu akan lebih baik jika membaca
menjadi sebuah prioritas.
Akhirnya setelah tiga puluh menit menunggu, giliranku tiba. Sang
montir-pun menanyakan keperluanku:
“Mau diapain motornya mas?” tanyanya.
“Servis ringan sama ganti oli mas” jawabku.
“Olinya apa?”
“Olinya F...” aku menambahi.
“Ok” ia menyahut.
Mungkin Cuma itu kebutuhanku saat ini, dan itu harus dilakuakn
rutin. Begitu pula dengan membaca, ya alangkah lebih baik lagi jika hal
tersebut juga dilakukan secara rutin, tidak hanya ketika berada ditempat
bengkel atau tempat lain yang sedang penuh dengan antrian “baru mebaca”.
Tak lama kemudian, motorku selesai diservis, dan transaksi bayar
membayar merupakan suatu kewajiban atas jasa montir. Akhirnya, selamat bermalam
minggu, dan kita sendirilah yang harus membuat hari-hari kita menjadi istimewa.
Salam.
Bengkel Jogja, 16 Maret 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar