Sabtu, 16 Maret 2013

Bengkel dan Rutinitas


Hari ini hari sabtu. Memulai aktifitas yang sedikit longgar di akhir-akhir semester memang bikin stres. Tak ayal, banyak saraf-saraf yang aku rasakan semakin kendor dimakan oleh ruangan empat kali empat alias kos-ku sendiri.
Jadwal akhir pekan memang tidak padat-padat banget, melihat matahari yang semakin meninggi, aku paksa mengayuh sepeda motorku ke bengkel, ingin kuservis rencananya. Servis motor meupakan kegiatan rutin yang memang diharuskan, itu merupakan wujud perhatian dari pengguna kepada sang kuda besi agar ia selalu terawat dan tampil baik ketika dikendarai.
Pernah suatu ketika, temanku sudah tiga bulan tidak menyervis motornya, olinya habis karena tidak diganti, mesinnya-pun banyak yang rusak, dan akhirnya dibongkar dan diganti habis-habisan, dan itu memakan biaya yang tidak sedikit. Masalah mesin memang luar biasa beratnya, bukan hanya dari awal pembelian, tapi perawatan-nya  juga yang harus teratur.
Aku-pun pergi ke bengkel langganan. Jaraknya hanya beberapa puluh meter dari kampus tempat aku duduk beberapa tahun ini. Sesampainya disana, cukup lengang, mungkin karena hari sabtu, hari yang tidak terlalu padat dan banyak orang tidak ingin kemana-mana pada hari ini.
Bengkel ini pada hari-hari biasa sangatlah ramai, maklum, karena lokasinya yang strategis, juga karena ongkosnya murah dan terjangkau bagi kalangan mahasiswa. Setalah memberhentikan motor, akupun beranjak ke bangku pojok, soalnya ketika aku tiba, para montir sudah memperbaiki beberapa motor pelanggan. Jadilah aku harus antri terlebih dahulu.
Antri merupakan kebiasaan baik, sangat baik untuk terapi kesabaran. Di Indonesia, budaya ini memang sudah seharusnya melekat pada setiap pribadi rakyatnya. Namun, aku-pun masih sering merasa, bahwa aku bukanlah sosok pengantri yang baik, itu keluhku, dan dari sini aku mencoba untuk bisa menjadi warga negara yang baik.
Obat yang baik untuk mengantri adalah bacaan, apapun itu, dari koran, majalah dan lain sebagainya. Oleh karean itu, sangatlah bijak jika suatu tempat yang berkaitan dengan pelayanan yang menyangkut masyarakat banyak, haruslah menyediakan bahan bacaan yang dapat membuat para pengguna layanan tidak jenuh dalam menunggu gilirannya tiba.
Salah satu efek positif dari hal tersebut adalah untuk membudayakan kegemaran membaca pada tiap orang, atau paling tidak dapat menambah pengetahuan tentang info-info atau isu-isu yang beredar pada saat ini, dan itu merupakan salah satu poin penting untuk memajukan masyarakat terhadap apa yang berkembang pada setiap kejadian atau peristiwa yang ada pada saat itu.
Beruntungnya aku, ketika itu telah tersedia sebuah koran yang tergeletak dan siap untuk dibaca, bagiku ini merupakan servis lebih dari bengkel terhadap pelanggannya. Ya, daripada mengotak-atik yang tidak perlu dan melihat-lihat dengan pandanag kosong, tentu akan lebih baik jika membaca menjadi sebuah prioritas.
Akhirnya setelah tiga puluh menit menunggu, giliranku tiba. Sang montir-pun menanyakan keperluanku:
“Mau diapain motornya mas?” tanyanya.
“Servis ringan sama ganti oli mas” jawabku.
“Olinya apa?”
“Olinya F...” aku menambahi.
“Ok” ia menyahut.
Mungkin Cuma itu kebutuhanku saat ini, dan itu harus dilakuakn rutin. Begitu pula dengan membaca, ya alangkah lebih baik lagi jika hal tersebut juga dilakukan secara rutin, tidak hanya ketika berada ditempat bengkel atau tempat lain yang sedang penuh dengan antrian “baru mebaca”.
Tak lama kemudian, motorku selesai diservis, dan transaksi bayar membayar merupakan suatu kewajiban atas jasa montir. Akhirnya, selamat bermalam minggu, dan kita sendirilah yang harus membuat hari-hari kita menjadi istimewa. Salam.

Bengkel Jogja, 16 Maret 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar