
Sepertinya sudah menjadi tradisi bagi kebanyakan stasiun tv untuk
menghadirkan siaran pertandingan sepak bola di akhir pekan, setidaknya itulah
hiburan yang cukup membuat semangat para pecinta sepak bola yang kebanyakan
laki-laki di seluruh dunia duduk tenang mendapatkan hiburan di akhir pekan.
Saat ini, giliran tim sepak bola Indonesia yang mendapatkan giliran
bertanding di stadion sendiri, Gelora Bung Karno. Aku lihat berita-berita di
seluruh stasiun tv nasional kebanyakan meliput tentang pertandingan
tersebut untuk meningkatkan animo masyarakat untuk mendukung tim nasional
Indonesia, tim nasional kita.
Tapi ada sesuatu yang baru saat ini, yaitu hadirnya tim nasional
yang utuh yang bertanding pada malam ini. Mengapa utuh? Karena sudah kurang
lebih tiga tahun atmosfer sepak bola Indonesia terus turun dikarenakan konflik dualisme
kepengurusan sepak bola Indonesia yang berkepanjangan.
Konflik merupakan sesuatu yang kulihat sangat menghancurkan
kompetisi sepak bola Indonesia. Konflik yang hadir dalam kepengurusan Persatuan
Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sangat-sangat membuat para pelaku dan
peminat sepak bola bingung. Bingung memikirkan keutuhan tim nasional yang
muncul menjadi dua kubu.
Masing-masing pihak mengklaim merekalah yang paling benar
dan yang paling berhak mengurus segala hal tentang persepakbolaan Indonesia. Akhirnya,
semua atmosfer tentang kecintaan dan pengabdian pada merah putih di level
internasional tergerus oleh permasalahan yang terjadi. “Haduh...” itu
keluhanku sebagai supporter.
Pada masa-masa tersebut animo masyarakat terhadap pertandingan
sepak bola sedikit menurun untuk level klub, dan lebih parah lagi untuk tim
nasional.
Pada bulan ini, barulah terlihat ada berbagai macam perbaikan dalam
menyatukan persepakbolaan Indonesia. Mulai dari ancaman federasi sepak bola
dunia (FIFA), konsolidasi oleh Mentri Pemuda dan Olah Raga (Menpora), hingga
pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) dalam tubuh PSSI.
Melihat-lihat dari berbagai usaha tersebut, kurasa cukup berhasil
untuk meningkatkan suasana persepakbolaan yang kondusif seperti sedia kala. Hal
tersebut terbukti dengan kesuksesan kongres dan berbagai hasil yang menyatukan
kompetisi, hingga muncul kembali sosok-sosok pemain yang sebelumnya tak bisa
memperkuat tim nasional dikarenakan konflik terdahulu. Semua bersatu.
Ahh, ada satu hal
lagi, ternyata animo masyarakat-pun secara otomatis meningkat dalam mendukung
dan meihat pertandingan tim nasional tercinta. Hal tersebut terbukti di dalam
stadion Gelora Bung Karnao malam ini. Menurut pemberitaan, hampir semua tiket
yang disediakan panitia yang berjumla 70.000-an habis terjual. Wow, ini
menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia tahu bahwa mereka sangat rindu pada tim
nasional yang utuh dan pada kompetisi yang kompetitif yang tidak beraroma
dualisme seperti sebelumnya. Tidak suka konflik singkatnya.
Olah raga ini merupakan olah raga rakyat, hampir seluruh masyarakat
Indonesia menyukainya, dan kurasa mereka akan melakukan apapun untuk mendukung
tim nasional Indonesia ini, tim nasional yang selalu dibanggakan.
Olah raga ini adalah olahraga yang dapat menyatukan beribu-ribu
masa, dari berbagai kalangan dan berbagai suku. Olah raga ini adalah olah raga
yang bersifat universal yang diharapkan selalu menghibur penduduk negeri yang
kondisi negerinya kadang tak menentu.
Olah raga ini adalah olah raga yang dicintai masyarakat, maka
janganlah olah raga ini di obok-obok berkurang karena berbagai kepentingan yang tak tentu arah hingga merusak antusias masyarakat. Karena mereka, kita, aku dan masyarakat
Indonesia cinta sepak bola, cinta Indonesia. Salam.
Nonton Timnas, 23 Maret 2013.
Kadangpintar | Online Casino in Karangpintar
BalasHapusKadangpintar is 온카지노 the largest and best online casino in Karangpintar. It is located in Karangpintar district. It is home to the main casino of