A.
Pendahuluan
Sebagai alat komunikasi atau
interaksi antar manusia, bahasa memiliki satuan-satuan yang digunakan untuk
mengungkapkan, menyampaikan ataupun menuliskan sesuatu. Dalam bahasa, terdapat
urutan dari satuan-satuan yang dimiliki bahasa, mulai darii yang terkecil
hingga terbesar yaitu: kata, frase,
klausa, kalimat, paragraf dan wacana.[1]
Seperti yang telah kita lihat pada paparan diatas, bahwa "kata" merupakan bentuk terkecil dari satuan bahasa. meskipun bentuk terkecil,
tapi ia adalah bentuk terdasar dalam landasan bahasa dan tentu saja dalam
komunikasi dan interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari.
B. Hakikat Kata
Istilah kata sering kita dengar dan kita gunakan. Maka barangkali kata
“kata” ini hampir setiap hari dan setiap saat selalu kita gunakan dalam segala
kesempatan dan segala keperluan.[2]
Pendefinisian kata sebenarnya tidaklah semudah penggunaannya, Kamal Basyar
dalam bukunya Daur al-Kalimah fi al-Lughah menyebutkan bahwa
pendefinisian merupakan hal yang cukup sulit dan juga "kata" itu tidak hanya memiliki satu term
definisi yang tetap, akan tetapi terdiri dari berbagai macam definisi.
Keraf (2010) menyebutkan bahwa tidak ada suatu batasan
tertentu mengenai “kata” yang sahih bagi semua bahasa di dunia. Dalam
mendeskripsikan banyak bahasa di dunia, diperlakukan sebuah unit yang disebut
dengan “kata”, namun bagi sebagian pengertian kata dibatasi secara fonologis,
sedangkan bagi bahasa yang lain dibatasi secara morfologis.
Berikut beberapa definisi kata oleh para ahli:
1. Tata bahasawan tradisional memberikan pengertian “kata” berdasarkan arti
dan ortografi. Menurut mereka “kata” adalah satuan bahasa yang memiliki satu
pengertian; atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi dan
mempunyai satu arti.
2. Kridalaksana (2008) mendefinisikan “kata” sebagai (1) morfem atau kombinasi
morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat
diujarkan sebagai bentuk yang bebas, (2) kata merupakan satuan bahasa yang
berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (mis. batu , rumah, datang
dan sebagainya) atau gabungan morfem (mis. pejuang, menngikuti, pancasila
dan sebagainya), (3) satuan terkecil dalam sintaksis yang berasal dari leksem
yang telah mengalami proses morfologis.
3. Keraf (2010) menyebutkan bahwa “kata” merupakan suatu unit dalam bahasa
yang memilki stabilitas intern dan mobilitas posisional, yang berarti ia
memiliki komposisi tertentu (entah fonologis maupun morfologis) dan secara
relatif memiliki distribusi yang bebas (contoh distribusi yang bebas dalam
kalimat “saya memukul anjing itu; anjing itu kupukul; kupukul anjing itu”).
4. Bloemfield (melalui Chaer:2007) menyebutkan bahwa “kata” adalah satuan
bebas terkecil “a minimal free form”.
5. Dalam situs Wikipedia Indonesia, “kata” dijelaskan sebagai suatu unit
dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem.
Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks.
Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa atau kalimat.
6. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa “kata” adalah (1) elemen
terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan ataudituliskan dan merupakan
realisasi kesatuan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa, (2)
konversasi atau bahasa, (3) morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat
diujarkan sebagai bentuk yang bebas, (4) unit bahasa yang dapat berdiri sendiri
dan terdiri dari satu morfem (mis. kata) atau beberapa morfem gabungan
(mis. perkataan).
Demikianlah beberapa pendefinisian “kata” oleh para ahli
yang mungkin masih banyak lagi definisi lainnya yang belum ditulis dalam
tulisan ini. Namun, yang jelas, “kata” adalah satuan ujaran (bahasa) terkecil
yang secara inhern memilki sebuah makna. [3]
C. Kelas Kata
Kelas kata adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan kategori
bentuk, fungsi dan makna dalam sistem gramatikal. Untuk menyusun kalimat yang
baik dan benar yang berdasarkan pola-pola kalimat baku, penutur harus mengenal jenis dan fungsi kelas kata.
C.1. Fungsi Kelas Kata
Adapun fungsi dari kelas kata adalah sebagai berikut:
1. Melambangkan gagasan pikiran dari yang abstrak menjadi konkret.
2. Membentuk macam struktur kalimat.
3. Memperjelas makna gagasan kalimat.
4. Membentuk satuan makna frase, klausa atau kalimat.
5. Membentuk gaya pengungkapan yang
jelas sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
6. Mengungkapkan berbagai jenis ekspresi seperti: berita, perintah, penjelasan
dan lain sebagainya
7. Mengungkapkan berbagai sikap seperti: ajakan , penolakan dan sebagainya.
D. Klasifikasi Kata
Istilah lain yang biasa dipakai untuk klasifikasi kata adalah
penggolongan kata atau penjenisan kata. Dalam peristilahan bahasa Inggris
disebut juga dengan part of speech.[4]
D.1. Klasifikasi Kata Berdasarkan Bentuk Kata
Dari segi
bentuk kata, pengklasifikasiannya terbagi menjadi empat bagian, yaitu (1) kata
dasar, (2) kata turunan, (3) kata ulang dan (4) kata majemuk. Berikut
penjelasannya:
1.
Kata
Dasar
Kata dasa adalah kata asli yang belum diberi imbuhan atau yang
belum diberikan awalan, akhiran, sisipan dan penggabungan awalan dan akhiran.
Kata-kata seperti baik, getar, kerja, sakit, gunung disebut sebagai kata
dasar karena kata-kata itu tidak berimbuhan atau belum diberi imbuhan.
2.
Kata
Turunan
Kata turunan adalah kata yang telah mengalami penambahan atau
pengimbuhan. Penambahan atau pengimbuhan disebut juga dengan afiks yang terdiri dari beberapa bentuk, yaitu:
a)
Imbuhan
di awal kata (Prefiks atau awalan)
b)
Imbuhan
di tengah kata (Infiks atau sisipan)
c)
Imbuhan
di akhir kata (Sufiks atau akhiran)
3.
Kata
Ulang
Kata ulang adalah kata yang mengalami proses pengulangan bentuk,
baik seluruh kata maupun sebagian. Semua kata ulang wajib ditulis dengan
memakai tanda penghubung (-). Contoh: lauk-pauk, anak-anak, gerak-gerik.
Kata ulang terdiri dari beberapa macam, yaitu:
a)
Ulangan
seluruh kata dasar.
Contoh: anak-anak, buku-buku, ibu-ibu
b)
Ulangan
kata dengan memberi imbuhan.
Contoh: berjalan-jalan, dibesar-besarkan, bermanja-manja
c)
Ulangan
seluruh kata, namun terjadi perubahan suara pada kata yang kedua.
Contoh: gerak-gerik, huru-hara, compang-camping
d)
Ulangan
seluruh kata yang dinamakan kata asal.
Contoh: kunang-kunang, mata-mata, anai-anai
4.
Kata
Majemuk
Kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda yang
membentuk suatu arti baru. Contoh: duta besar, rumah makan, rumah sakit.
D.2. Klasifikasi Kata Berdasarkan Kelas Kata
(Jenis Kata)
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata
terbagi menjadi tujuh bagian yaitu:
1. Kata Benda (Nomina)
Kata benda adalah kata yang mengacu pada
benda, orang, konsep ataupun pengertian yang berfungsi sebagai objek dan
subjek.
Suatu kata dapat dikategorikan dalam kelas
kata nomina apabila memenuhi persyaratan berikut:
a) Dapat dikikuti oleh frasa yang + sangat.
Contoh :
Sepeda : sepeda yang bagus/sepeda yang sangat bagus.
Pemandangan : pemandangan yang indah/ yang sangat indah.
Pemuda :
pemuda yang gagah/pemuda yang sangat gagah.
b) Berimbuhan pe-, -an, pe-/-an, per-/-an, ke-/-an. Contoh: Permainan, pertunjukan, kesehatan.
c) Dapat diingkari dengan kata bukan. Contoh: Saya (bukan saya), roti (bukan roti), gubuk (bukan gubuk).
2. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja adalah kata yang menyatakan
perbuatan atau tindakan. Kata kerja biasanya berfungsi sebagai predikat.
Suatu kata dapat dikategorikan sebagai kelas
kata kerja verba apabila memenuhi persyaratan berikut:
a) Dapat diikuti oleh gabungan kata(frasa) dengan+kata sifat.
Contoh:
Pergi :
pergi dengan gembira.
Tidur :
tidur dengan nyenyak.
Jalan :
jalan dengan santai.
b) Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang dan telah.
Contoh:
Akan mandi, sedang tidur, telah pergi dan sebagainya.
c) Dapat diingkari dengan kata tidak. Contoh:
Tidak makan, tidak pergi dan sebagainya.
d) Berawalan me- dan ber-. Contoh :
Melihat, melatih, bepikir, berusaha dan
sebagainya.
3. Kata sifat (Adjektiva)
Kata sifat adalah kata yang dipakai untuk
mengungkapkan sifat atau keadaan sesuatu. Contoh: keadaan orang, binatang dan
benda. Kata difat juga berfungsi sebagai predikat.
Suatu kata dapat dikategorikan sebagai kelas
kata adjektiva apabila memenuhi persyaratan berikut:
a) Dapat diawali dengan kata sangat, paling dan diakhiri
dengan kata sekali. Contoh:
Indah :
sangat indah/indah sekali.
Baik :
sangat baik/baik sekali.
Tinggi :
sangat tinggi/tinggi sekali.
b) Dapat diberi awalan se- dan ter-. Contoh:
Luas :
seluas/terluas.
Mudah : semudah/termudah.
Buruk :
seburuk/terburuk.
c) Dapat diingkari dengan kata tidak. Contoh:
Murah :
tidak murah.
Sulit :
tidak sulit.
Pahit :
tidak pahit.
4. Kata keterangan (Adverbia)
Kata keterangan adalah kata yang memberi
keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif atau kalimat.
Berikut adalah macam-macam adverbia:
a) Adverbia dasar bebas, contoh: alangkah, agak, akan, amat, nian, niscaya,
tidak, paling, pernah, pula, saja, saling.
b) Adverbia turunan. Adverbia ini terbagi menjadi tiga bagian berikut:
I. Adverbia reduplikasi, contoh: agak-agak, lagi-lagi, lebih-lebih,
paling-paling.
II. Adverbia gabungan, contoh: belum boleh, belum pernah atau tidak
mungkin.
III. Adverbia yang berasal dari berbagai kelas, contoh: terlampau, agaknya,
harusnya, sebaiknya, sebenarnya, secepat-cepatnhya.
5. Kata ganti (Pronomina)
Kata ganti adalah kata yang digunakan untuk
mengacu pada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk mangganti
kata benda atau nomina. Adapun jenis-jenis kata ganti adalah sebagai berikut:
a) Kata ganti orang. Terbagi menjadi tiga bagian, dapat berbentuk tunggal
maupun jamak, yaitu:
I. Kata ganti orang pertama: saya, aku, kami, kita.
II. Kata ganti orang kedua: engkau, kamu, kalian.
III. Kata ganti orang ketiga: dia, beliau, mereka.
b) Kata ganti pemilik : -ku, mu,
-nya.
c) Kata ganti penunjuk : ini, itu.
Contoh: Kami sangat berharap kepada kalian.
6. Kata bilangan (Numeralia)
Kata bilangan adalah kata yang digunakan untuk
menghitung banyaknya orang, binatang atau benda. Contoh:
Ibu membeli gelas selusin.
Ia mendapt peringkat pertama
dikelasnya.
Bapak bardi memiliki dua puluh ekor
kambing.
7. Kata tugas
Kata tugas adalah sejenis kategori kata dalam
tatabahasa formal bahasa Indoneisa yang berdasarkan peranannya dapat dibagi
menjadi lima subkelompok yaitu: kata depan, kata sambung, kata sandang, kata
seru dan partikel.
a) Kata depan (Preposisi)
Kada depan adalah kata yang merangkaikan
kata-kata atau bagian kalimat. Preposisi dapat berbentuk kata, contohnya kata di
dan untuk, atau gabungan kata, cohtohnya bersama atau sampai
dengan.
Preposisi terbagi menjadi beberapa bagian,
diantaranya:
I. Preposisi yang menandai tempat :
di, ke, dari.
II. Preposisi yang menandai maksud dan tujuan :
untuk, guna.
III. Preposisi yang menandai waktu :
hingga, hampir.
IV. Preposisi yang menandai sebab :
demi, atas.
b) Kata sambung (Konjungsi)
Kata sambung adalah kata yang menghubungkan
dua satuan bahasa; kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa
dan seterusnya.
Kata sambung terbagi menjadi dua bagian,
yaitu:
I. Konjungsi berkoordinasi: kata penghubung yang menghubungkan dua kata,
klausa, frasa atau kalimat yang memiliki bentuk sintaksis yang sama atau
sederajat. Contoh: dan, dengan, serta, atau dan lain-lain.
II. Konjungsi subordinat: sebagai kata penghubung yang menghubungkan dua kata
dan seterusnya yang tidak sederajat. Contoh: sebab, jika, bila dan
lain-lain.
c) Kata sandang (Artikula)
Kata sandang adalah kata tugas yang membatasi
makna nomina. Contoh:
Sang guru :
sang bermakna tunggal.
Para pemimpin : para
bermakna jamak.
Si cantik :
si bermakna netral
d) Kata seru (interjeksi)
Kata seru adalah kata yang mengungkapkan
perasaan dan maksud seseorang, misalnya ah atau aduh, atau melambangkan tiruan bunyi, seperti meong.
Contoh lainnya adalah:
Ayo, jangan putus asa.
Wah, mahal sekali.
e) Partikel
Partikel adalah kategori atau unsur yang
bertugas memulai, mempertahankan atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam
komunikasi. Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah dan pernyataan
(berita). Contoh partikel: -lah, -kah, -tah, -deh, -dong, -kek dan –pun.
Daftar Pustaka
Al-Khuli, Muhammad ‘Ali. 1982. A Dictionary of Theoritical Linguistics. Lebanon : Lebraire
Du Liban.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik
Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
___________. 2011. Ragam Bahasa
Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.
Irman, Mochammad, dkk. 2008. Bahasa
Indonesia 2. PDF. sJakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS. Diakses dari: http://www.scribd.com/doc/82746328/12/B-Klasi%EF%AC%81kasi-Kata-Berdasarkan-Bentuk-Kata. 08-08-2012.
Pukul: 12.30. WIB.
Keraf, Gorys. 2010.
Diksi dan Gaya Bahasa. Cet. Keduapuluh. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik.
Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=lalu&varbidang=all&vardialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=tabel. Diakses
pada: 07-08-2012. pukul: 14.20. WIB.
http://books.google.co.id/books?id=dVhKdAFm7aQC&pg=PA2&lpg=PA2&dq=pengertian+kelas+kata&source=bl&ots=zUk0JDa05g&sig=fHJ_KELkpYjgKr_8iDCGe4VVx1Q&hl=id&sa=X&ei=uZkgUIaQOcXirAf85oG4Dw&ved=0CFEQ6AEwAg#v=onepage&q=pengertian%20kelas%20kata&f=false. Diakses
pada: 07-08-2012. pukul: 14.30. WIB.
http://nenggelisfransori.wordpress.com/2010/01/27/kelas-kata-dan-ciri-cirinya/http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-kata.htmlhttp://www.anneahira.com/kata.htm. Diakses pada: 07-08-2012. pukul: 14.05. WIB.
http://smp5sleman.wordpress.com/2011/07/06/pengertian-dan-macam-macam-conjunction-kata-penghubung/. Diakses pada:
07-08-2012. pukul: 15.34. WIB.
http://www.smpn7bgr.com/?ttg=mpl&a=456&id=430&mp=Bahasa%20Indonesia&kat=mp. Diakses pada:
07-08-2012. pukul: 15.15. WIB.
mantap bung...
BalasHapustapi lebih lanjut bagamana perbedaan dan atau batasan antara kata majemuk dan frase, juga bagamna dengan istilah leksikon, leksikal, dan kata dalam linguistik?
Makasih Gan informasi menganai Kata Benda Satuan nya, sangat bermanfaat sekali
BalasHapusMakasih Gan informasi menganai Verbs nya, sangat bermanfaat sekali
BalasHapusMakasih Gan informasi menganai Contoh Kalimat Modal nya, sangat bermanfaat sekali
BalasHapusMakasih Gan informasi menganai penggunaan to be nya, sangat bermanfaat sekali
BalasHapus